RIDAK (Ringkasan Dakwah) II: Menuntut Ilmu


Ini adalah ringkasan kajian berikutnya. Tepatnya setelah ba’da Subuh hari ahad tanggal 31 Maret 2019 di Masjid Istiqomah Banjarbaru. Saya terlambat untuk mendengarkan kajian agama nya, jadi ringkasan ini  agak tidak terlalu lengkap, tapi In Sya Allah akan saya kembangkan menurut pemahaman saya. Sekali terdapat kekurangan karena saya belum sempat mencari infomasi mengenai siapa yang mengisi.
Pembelajaran adalah proses kebaikan, karena terdapat usaha pemahaman diri berkaitan dengan wawasan dan juga aktualisasi ilmu yang telah disampaikan. Sedikit susah dalam penerapannya. Faktor linkungan misalnya salah satu penyebabnya. Sebagai contoh, bagaimana cara berwudhu kita, karena kita diajarkan membasuh tangan dari siku ke ujun tangan. Tapi kita dapal iimu atau hadist mengenai membasuh tangan dengan mendahulukan ujung tangan lalu kemudian sampai ke siku. Oleh karena kita telah mendapatkan ilmunya atau dalilnya, yang harus kita  lakukan adalah menerapkan semaksimal mungkin.
Suatu ilmu akan dapat maksimal diterapkan jika ilmu tersebut didahului dengan adab. Satu  diantara adab menuntut ilmu adalah tidak menantang guru. Banyak sekali fenomena dimana guru ditantang oleh murudnya karena maksud merendahkan. Padahal guru memudahkan kita dalam proses kita menuntut ilmu. Dengan adanya guru, pembelajaran dapat lebih efektif tanpa perlu kita terlalu banyak membaca kitab yang sangat tebal, bahkan dengan adanya guru kita dapat pemahaman tambhana jika tidak bergitu jelas ketika dalam membaca kitab.
Penyebab turunnya akhlak budi pekerti kita adalah karena kita terlalu membiarkan suatu kebtilan di depan mata kita. Padahal tidak boleh ada kebatilan di depan mata, jangan didiamkan, kalau bisa kita cegah atau tegur sesuai dengan kapasitas individu yang bersangkutan. Diam merupakan opsi ketiga dalam usaha kebenaran. Kata ustadz Adi Hidayat yang perlu kita dahulukan adalah dakwah baru kemudian vonis seseorang. Jangan sampai karena kita baru menapatkan ilmu yang agama lalu kita suka menvonis orang-orang yang kurang dalam pemahaman agamanya.[1]
Perlu bagi kita menerapkan spirit filosofis Al ‘Asr dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena terdapat makna tolong-menolong dalam kebenaran yang pada intinya adalah agar dakwah dalam kebenaran dapat disampaikan. K H Ahmad Dahlan dalam upaya penerapan kajjian Al ‘Asr selama 8 bulan kepada orang-orang di sekiarnya.






Menuntut ilmu sangat berat, kita merasa bahwa menuntut ilmu banyak  memakan waktu yang cukup lama meskipun kita hanya belajar sedikit saja. Oleh kerana itu, menuntut ilmu adalah perlu kesabaran. Menurut Imam Al Ghazali bahwa salah satu dari 6 hal dalam menuntut ilmu adalah waktu yang sangat lama.

Billahi Fii Sabililhaq
Fastabiqul Khairat




[1] Dari Abu Sa’id Al Khudri ra, dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa di antara orang-orang yang melihat kemungkaran, cobalah dia mengubah dengan tangannya,jika tidak mampu dengan lisannya. Dan jika tidak mampu, maka ingkarilah hatinya (mendoakan). Ini menunjukkan serendah-rendahnya iman.”(HR Muslim No 49)

Komentar