Butir dalam cahaya, tak ternampak jika telah menjadi butiran. Sekarang cahaya itu lama-kelamaan mulai redup. Sekarang butiran tak tampak lagi. Namun yang harus kau yakini selama udara itu masih ada butiran debu tetap masih ada.
Aku tak pernah melangkan menjauh, jauh pun hanya berupa persepsi. Walaupun pada akhirnya aku kembali lagi, pergi lagi, lalu kembali lagi. Akhirnya aku tidak tau sampai mana titik ini melangkah.
Hidup terkadang membosankan. Kau hanya mengulang kegiatan yang sama. Apakah keimanan kita tidak meningkat? Atau amal kita berkurang? Bukankah ujian orang beriman itu akan semakin memuncak rintangannya . Wow... Sebuah andrenalin. Tapi bukankah kita sebagai mukmin harus berdoa agar tidak diberi cobaan yang begitu berat.
Al-Baqarah 2:214
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُمۖ مَّسَّتْهُمُ ٱلْبَأْسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوا۟ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصْرُ ٱللَّهِۗ أَلَآ إِنَّ نَصْرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ
Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.
Apakah pantas harga sebuah surga untuk penderitaan ini. Pantas atau tidaknya, segala sesuatu akan terjalankan dalam hukum alam. Jika kita melihat hukum perbandingan, kita akan berasa suatu kenikmatan jika kita harus merasakan penderitaan. Sehingga penulis berharap untuk berakhir dalam kenikmatan- bukan berarti penulis ingin suatu penderitaan. Orang awam akan mengatakan hukum alam, tapi pada dasarnya alam memberikan suatu fenomena yang masih banyak belum diketahui. Oleh karena itu sebut sebagai sunnatullah. Karena kita harus meyakini apa yang terjadi dalam hidup ini adalah kehendak Allah, ataupun harapan kita terwujud untuk bukti bahwa Maha Mendengar apa yang diharapkan hamba-Nya jika harapan atau doa kita belum terwujud bisa jadi karena Allah ada rencana lain dari faktor-faktor lain yang menghalangi.
An-Nisa' 4:19
فَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَيَجْعَلَ ٱللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
..... (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya.
Sekarang biarkan butiran debu itu melayang, toh bukan mereka yang dihisab karena perbuatannya. Tapi manusia itu sendiri akan kehendaknya. Cobaan hidup bisa menjadi tantangan, tapi bagi yang terbiasa itu adalah perlawanan. Tapi anehnya dari mereka dapat menhadapi semua ini karena rasa syukur yang amat tinggi.
Aku ingin sekali berterima kasih karena telah berjuang. Aku sendiri masih terlalu lama. Semoga tidak ada terlambat untukku, walaupun aku hanya membaca, lalu sedikit demi sedikit aku menulis. Aksi menjadi perjuangan dalam hidupku. Walaupun hanya sedikit butiran debu yang terlihat pada celah cahaya, aku yakin mereka sangat banyak dan telah bergantiam berkeliling jauh mengisi ruangan ini. Dan aku ingin berjuang untuk dunia dan bumi ini sekaligus menyiapkan bekalku di akhirat ini. Oh sungguh luas ciptaan-Mu, lebih dari ruangan yang dikelilingi debu yang melayang-layang.
Aku tak pernah melangkan menjauh, jauh pun hanya berupa persepsi. Walaupun pada akhirnya aku kembali lagi, pergi lagi, lalu kembali lagi. Akhirnya aku tidak tau sampai mana titik ini melangkah.
Hidup terkadang membosankan. Kau hanya mengulang kegiatan yang sama. Apakah keimanan kita tidak meningkat? Atau amal kita berkurang? Bukankah ujian orang beriman itu akan semakin memuncak rintangannya . Wow... Sebuah andrenalin. Tapi bukankah kita sebagai mukmin harus berdoa agar tidak diberi cobaan yang begitu berat.
Al-Baqarah 2:214
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُمۖ مَّسَّتْهُمُ ٱلْبَأْسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوا۟ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصْرُ ٱللَّهِۗ أَلَآ إِنَّ نَصْرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ
Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.
Apakah pantas harga sebuah surga untuk penderitaan ini. Pantas atau tidaknya, segala sesuatu akan terjalankan dalam hukum alam. Jika kita melihat hukum perbandingan, kita akan berasa suatu kenikmatan jika kita harus merasakan penderitaan. Sehingga penulis berharap untuk berakhir dalam kenikmatan- bukan berarti penulis ingin suatu penderitaan. Orang awam akan mengatakan hukum alam, tapi pada dasarnya alam memberikan suatu fenomena yang masih banyak belum diketahui. Oleh karena itu sebut sebagai sunnatullah. Karena kita harus meyakini apa yang terjadi dalam hidup ini adalah kehendak Allah, ataupun harapan kita terwujud untuk bukti bahwa Maha Mendengar apa yang diharapkan hamba-Nya jika harapan atau doa kita belum terwujud bisa jadi karena Allah ada rencana lain dari faktor-faktor lain yang menghalangi.
An-Nisa' 4:19
فَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَيَجْعَلَ ٱللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
..... (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya.
Sekarang biarkan butiran debu itu melayang, toh bukan mereka yang dihisab karena perbuatannya. Tapi manusia itu sendiri akan kehendaknya. Cobaan hidup bisa menjadi tantangan, tapi bagi yang terbiasa itu adalah perlawanan. Tapi anehnya dari mereka dapat menhadapi semua ini karena rasa syukur yang amat tinggi.
Aku ingin sekali berterima kasih karena telah berjuang. Aku sendiri masih terlalu lama. Semoga tidak ada terlambat untukku, walaupun aku hanya membaca, lalu sedikit demi sedikit aku menulis. Aksi menjadi perjuangan dalam hidupku. Walaupun hanya sedikit butiran debu yang terlihat pada celah cahaya, aku yakin mereka sangat banyak dan telah bergantiam berkeliling jauh mengisi ruangan ini. Dan aku ingin berjuang untuk dunia dan bumi ini sekaligus menyiapkan bekalku di akhirat ini. Oh sungguh luas ciptaan-Mu, lebih dari ruangan yang dikelilingi debu yang melayang-layang.
Komentar
Posting Komentar